Kamis, 14 Juni 2012

Cost Structure Transporter

Dalam proses pembuatan cost structure yang wajib diperhatikan adalah semua biaya yang terjadi dalam proses delivery tersebut wajib untuk diperhitungkan untuk menghindari kerugian perusahaan kita. Adapun komponen komponen besarnya adalah :
1. Variable Cost : BBM, tol, parkir, uang tips, bongkar-muat, kawalan dll
2. Fix Cost : Unit, Driver, Helper, Dispatcher, asuransi, Bunga bank dll
3. Margin : tergantung dari perusahaan (Kisaran 3% - 4%)

Perhitungan BBM disesuaikan dengan berapa kilometer unit tersebut bergerak untuk pulang perginya, begitu juga dengan biaya tol, parkir, tips dan bongkar muat nya sebaiknya dilakukan proses survey terlebih dahulu sebelum dilakukan perhitungannya supaya aktual costnya bisa tercermin dengan baik di harga. Untuk biaya pengawalan wajib disesusaikan apakah memang diperlukan untuk digunakan pengawalan, karena memang beberapa muatan wajib harus diberikan kawalan mengingat nilai muatan tersebut sangat tinggi seperti rokok, obat-obatan, dsbnya

Unit, Driver, Helper dan Dispatcher dan bentuk biaya fix lain harus dapat di hitung per hari nya sehingga aktual pemakaian


komponen yang terbesar adalah di BBM, Unit, Manpower

Flow Process

Flow Proses dari awal proses adalah :


Pengajuan Sales, key account, marketing kepada pelanggan :
Sales ---> Mendatangi calon pelanggan ----> Menghimpun semua informasi/data ----> mengajukan proposal penawaran layanan dan harga -----> Tidak deal maka kembali ajukan layanan dan harga baru ---> jika deal  ----> Dibuatkan kontrak dan SLA nya ----> Keluar PO, purchase Order dari pelanggan ----> Memulai layanan sesuai yg disepakati bersama

Kemudian Operasional di lapangan :
Adm / Dispatcher ambil surat jalan dll dari pelanggan ---> Menentukan unit, driver, helper----> membuatkan surat jalan internal ---> lakukan proses loading barang ----> proses pengiriman ke tujuan ----> meminta stempel, ttd penerima barang sebagai backload document ----> kembali ke gudang pelanggan serahkan backload document ke dispatcher kita ----> dispatcher berikan copi surat jalan ke pelanggan sebagai bukti pengiriman barang

Proses penagihan ke pelanggan :
Adm mengumpulkan surat jalan internal, backload document dan data perjalanan ---> merekap seluruh perjalanan sesuai dengan surat jalan yang ada ---> Membuat Draft Invoices sebagai gambaran awal penagihan ---> disepakati oleh perusahaan dan pelanggan ---> dibuatkan invoices asli yang mengacu pada draft tersebut ---> serahkan inovices kepada adm pelanggan ---> Menunggu pembayaran sesuai TOP disepakati

Dan hampir semua bentuk flow process sama di industri transporter ini hanya saja karakteristik dokumentasinya kemungkinan ada perbedaan satu dengan yang lainnya.....

Kunci Utama Dalam Transporter (Logistics)

Capital & Cost :
Pemodalan memegang peranan penting dalam bisnis ini, karena di setiap proses distribusinya memerlukan biaya yang cukup besar seperti bbm, tol, parkir, bongkar dll yang sering kita sebut sebagai overhead variable cost yang cukup menahan untuk beberapa bulan ke depan. Karena mengingat kerjasama dengan pelanggan kemungkinan akan menggunakan Term Of Payment dalam jangka waktu tertentu. Selain Variable Cost yang tiap hari kita keluarkan, juga Fix Cost dari Unit, Driver, Helper, Dispatcher, Kerani, Checker, PDI, Opex Office dan lainnya yang wajib kita bayarkan setiap bulannya.

Cost Structure & Pricing :
Setelah kita mengetahui jumlah model yang kita miliki dan semua tipikal biaya yang kita miliki, maka proses selanjutnya adalah proses pembentukan harga ke 
pelanggan dimana umumnya menggunakan model struktur biaya yang terjadi kemudian di tambahkan margin keuntungan maka jadilah harga yang diinginkan. beberapa model pricing yang terjadi lainnya adalah market price dimana harga ditentukan oleh pasar yang sudah existing saat ini. Namun hal ini kurang disarankan dikarenakan umumnya lebih murah dari cost structure yang kita buat. Ada juga bentuk lain dari pricing yaitu mengambil 3%-5% nilai muatan pelanggan untuk distribusi ke pelanggan, namun itu juga tidak disarankan karena belum tentu mencukupi variable cost yang terjadi untuk perjalanan yang jauh contohnya.

Quality :
Tujuan penghantaran adalah menghantarkan produk yang sesuai disepakati pelanggan dalam waktu dan tanggal yang tepat dan sesuai atau bahkan bisa lebih cepat yang dipastikan produk tersebut utuh dan tidak rusak/hilang/kurang dalam perjalanan. hal ini biasanya disepakati dalam SLA Service Level Agreement yang dilampirkan dalam kontrak si pelanggan.

Flexibility :
Tujuannya adalah menangkap respon permintaan atau perubahan dari pelanggan mengenai model delivery dan juga kebutuhan dalam proses pengirimannya seperti bentuk unit, jumlah pengendara, helper, checker, waktu kirim dan lain sebagainya. Artinya kita dapat meng-absorp kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat, dan mampu kita lakukan. Termasuk memberikan informasi yang cepat terkait dengan proses delivery ini.

Tehnology Implementer :
Untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal dibutuhkan tehnologi yang mampu memberikan data, informasi dari mulai awal proses hingga ujung akhir dari proses yang terjadi. Hal ini seperti GPS, System Integrated, inhouse software atau System lain nya yang mendukung proses delivery seperti Oracle, SAP atau lainnya sebagai back-end nya.

Resale Value :
Tujuannya adalah untuk mendapatkan  keuntungan dari penjualan unit yang sudah kita gunakan selama kurun waktu tertentu yang umumnya 5 - 10 tahun untuk truck. Hal ini tergantung dari pemakaian dan perawatan dari unit tersebut, seperti contohnya untuk daerah tambang kemungkinan akan lebih cepat di lakukan disposal ketimbang pemakaian truck dalam kota dengan jarak dekat. umumnya digunakan kembali untuk proses modal kerja dengan peremajaan unit barunya.

Transporter di Indonesia

Jumlah pemain transporter di Indonesia sudah cukup banyak dan beragam dilihat dari kelas perusahaan maupun dari perorangan lokal. Hal ini membuat tingkat persaingan di industri ini ketat dan dibutuhkan kejelian dalam menilai transporter yang layak. Untuk level perusahaan besar keuntungan yang dapat diperoleh adalah kepastian pelayanan yang diberikan ke pelanggan dan beraneka ragamnya jenis layanan yang ditawarkan. beberapa contoh transporter yang cukup besar di Indonesia antara lain ASSA Logistics, Selog - Trac, Puninar, Indorent, Wira Logistics, Linc Express, Go Trans dan lain sebagainya.

Skala menengah juga semakin bersaing dengan masuknya banyak pemainnya sehingga semakin mendongkrak untuk naik keatas untuk sekelas dengan beberapa perusahaan besar lainnya. salah satu faktor kesuksesan dari transporter untuk tetap bisa naik keatas adalah kemampuan modal yang cukup besar untuk melebarkan sayapnya lebih jauh lagi, kemudian ketersediaan dari unit, driver, helpernya dan yang terpenting adalah mendapatkan pelanggan yang diikat dalam kontrak untuk menjalankan kewajibannya. skala menengah ini sebenarnya lebih banyak adalah pemain lokal yang lambat laun menanjak keatas antara lain adalah Kalla rent, Birent, Kurnia Jabbar Raya, K Logistics dan lain sebagainya.

Skala kecil atau yang sering disebut sebagai pemain lokal kecil, biasanya hanya mempunyai kurang dari 10 unit yang dapat dioperasionalkan dan sangat terbatas dengan pemodalan sewa lebih banyak mereka hanya menyewakan saja unitnya untuk digunakan perusahaan penyewanya. jumlah pemain lokal ini sangat banyak dan hampir bisa dijumpai di sekitaran daerah / kawasan industri.

Masing-masing transporter tersebut umumnya memiliki spesifik unit yang diinginkan oleh pelanggannya, seperti box, bak terbuka, carrier unit, cooler, racking dan lain sebagainya. umumnya untuk biaya sewa disesuaikan dengan permintaan dari pelanggan.

Rabu, 13 Juni 2012

Kebutuhan akan Distribusi Barang


Dari tahun ke tahun, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perusahaan yang memproduksi barang atau yang sifatnya distributor maupun retail. Sekitar 13%-14% dari Gross Domestic Product di Indonesia di tahun 2012 sekitaran 852 Milyard USD *sumber CEIC, Perkiraan Mandiri Sekuritas* , Dimana hal ini menjadikan bisnis distribusi akan menjadi sangat menarik untuk di jalankan karena peluangnya cukup besar. Saat ini hanya baru terserap sekitar 5%-6% mayoritas adalah dari retail mart dan distributor produk.

Secara growthnya dapat diprediksikan akan selalu meningkat dari tahun ke tahun sekitar 1.25% - 1.50% tetap didominasi oleh industri retail yang berkembang pesat yang terbukti dengan tumbuhnya usaha retail dari luar negeri di Indonesia dan tidak kalah oleh retail dalam negeri atau bahkan dalam propinsi. Dari existing saja mereka melebarkan sayapnya dengan system franchisee hingga ke pelosok daerah tertentu, hal ini karena trend masyarakat yang berfikir praktis, bersih, cepat dalam bertransaksi produk ketimbang harus ke pasar tradisional yang sepertinya tidak begitu nyaman untuk dikunjungi. perusahaan distributor makanan ringan, obat-obatan, rokok dan lain sebagainya juga sebagai salah satu kontributor akan kebutuhan distribusi tersebut.

Selain kita melihat dua tipikal industri tersebut, industri menengah dan berat juga pasti akan membutuhkan jasa distribusi yang bahkan sifatnya ter-integrasi sehingga membentuk rantai distribusi pengiriman produk ke tempat yang dituju nantinya. kebutuhan tersebut bisa jadi meliputi transportasi darat, laut, udara kemudian warehousing untuk kemudian di distribusikan lebih lanjut ke titik-titik yang lebih kecil seperti agen, retail outlet hingga direct customer.

Tahun 2012 - Pembaharuan

Ass Wr Wb

Di tahun 2012 dibulan Juni ini, kami memulai kembali penulisan mengenai topik yang baru setelah sebelumnya kami berfokus pada perkembangan otomotif di Indonesia khususnya sepeda motor, maka saat ini kami akan merubah haluan menjadi logistics transporter di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa industri logistics menjadi trend saat ini sesuai dengan perkembangan industri lainnya yang sangat membutuhkan jasa layanan transporter baik itu sewa lepas kunci maupun full trip based. kedua bentuk jasa layanan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. untuk pembahasan mengenai bentuk jasa tersebut akan kami ulas satu persatu dalam blog ini sehingga setidaknya dapat membantu rekan - rekan sekalian dalam memilih bentuk layanan yang terbaik untuk perusahaan. Selain itu kami mencoba untuk membantu adik2 sekalian yang sedang menyusun tugas akhir di bidang ini, sehingga mendapatkan gambaran mengenai logistics transporter ini.

Demikian inti pembuka dari buah fikir kami yang akan kami tuangkan dalam bentuk tulisan singkat di dalam blog ini, mudah - mudah rekan sekalian dapat saling bertukar fikiran mengenai industri ini,

wass,



antony

Kamis, 15 Oktober 2009

Daya Beli


Daya beli masyarakat selalu berkaitan erat dengan tingkat pendapatan pada kelompok strata masyarakat tertentu. Dari penggolongan status sosial dan ekonomi, maka di Indonesia dapat dibedakan menjadi 3 bagian besar yaitu strata bawah, menengah dan atas. Mayoritas populasi penduduk Indonesia adalah tingkat menengah, dimana tingkatan ini dapat dibedakan menjadi menengah keatas dan kebawah. Semakin berkembangnya jaman, kelompok ini cenderung berubah dari menengah menjadi lapisan bawah yang kondisinya semakin buruk karena tidak dapat menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Lalu lapisan atas cenderung bertahan dan semakin menguatkan posisi pada tingkatannya karena adanya kesempatan untuk melakukan hal tersebut yang berdampak timbulnya kesenjangan hingga banyak menimbulkan gejolak negatif di masyarakat.
Selain dari tingkat pendapatan masyarakat, indikator dari daya beli dan pengukuran status sosial-ekonomi dapat juga dilihat dari tingkat belanja rumah tangga bulanan yang didefinisikan sebagai pembelanjaan produk dan jasa sehari-hari. Sebagai contoh pengeluaran rutin untuk rumah tangga antara lain makanan, listrik, air pam, telepon, iuran wajib RT/RW, transportasi umum, produk pencuci/pembersih, biaya anak sekolah dan lain sebagainya. pada saat ini kenaikan harga bahan pokok primer dan bahan bakar berdampak pada daya beli masyarakat akan semakin merosot jatuh. Pengukuran daya beli tersebut tidak termasuk pembelian besar seperti mobil, sepeda motor, rumah dan beberapa barang tersier untuk gaya hidup karena karakter pembelian produk tidak dapat diprediksikan. Namun pada saat ini untuk kendaraan bermotor terjadi pergeseran karakter kebutuhan yang sebelumnya hanya additional berubah menjadi primary sehingga tidak dapat dihilangkan dan cenderung akan berkembang terus. Terkait daya beli yang semakin rendah, kebutuhan transportasi tersebut dipenuhi dengan membeli secara kredit di dealer dengan menggunakan jasa credit company.