Rabu, 18 Juni 2008

Perkembangan Industri Sepeda Motor Indonesia

Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat cepat dan cenderung meningkat tiap tahunnya, seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Hal ini dipicu oleh perkembangan jaman yang menuntut manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dalam mencapai tujuan dalam aktivitas kesehariannya. Kondisi pada saat ini jumlah transportasi publik sangat tidak mencukupi kebutuhan masyarakat dan beberapa faktor lainnya seperti minimnya keamanan, tidak tepat waktu, tidak laik pakai serta kurangnya kenyamanan angkutan publik tersebut. Hal ini mendorong masyarakat untuk membeli dan menggunakan alat transportasi pribadi ketimbang menggunakan jasa angkutan umum.

Permintaan pasar akan kendaraan bermotor yang sedemikian tingginya, dihadapi para produsen otomotif baik sepeda motor maupun mobil untuk saling berpacu mendapatkan produk yang mampu memenuhi seluruh permintaan calon pembeli. Secara umum antara lain adalah faktor keamanan, kualitas produk, hemat bahan bakar, praktis penggunaannya, kenyamanan berkendara, kelanggengan produk dan yang terpenting adalah harganya harus terjangkau masyarakat. Namun seiring perkembangan jaman, permintaan tersebut melebar hingga menciptakan segmen baru dalam masyarakat, sebagai contoh produk utama harus dilengkapi dengan teknologi mesin lebih besar, model gagah, ruang lebih besar dan nyaman, mengedepankan kemewahan walaupun harganya lebih mahal. Semua tantangan ini harus dijawab cepat, baik dan tepat bagi produsen otomotif di Indonesia jika ingin tetap eksis dalam menjual produk dan selalu menguntungkan.

Dari sisi penjualan kendaraan bermotor secara umum mulai mengalami penurunan pada semester II tahun 2005, hal ini disebabkan karena pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak dalam negeri sebab subsidi yang diberikan sudah terlalu besar sedangkan harga minyak dunia semakin melonjak terus. Imbasnya adalah harga kebutuhan pokok melambung tinggi sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Pada semester I tahun 2006, para produsen mengalami dilema karena tidak bisa menaikkan harga jual yang disebabkan kondisi ekonomi makin tidak menentu dan pada saat itu penjualan mengalami penurunan yang luar biasa selama 10 tahun terakhir. Akhir semester II tahun 2006, kondisi mulai berangsur dengan banyaknya produsen mulai mempersiapkan beberapa model terbarunya dan munculnya beberapa merek baru masuk ke pasar Indonesia. Di tahun 2007 peningkatan jumlah penjualan terjadi cukup signifikan dengan banyaknya merek yang bersaing membuat para produsen berlomba-lomba dalam mempromosikan produknya dan didukung oleh kondisi ekonomi-politik cukup stabil.

Salah satu faktor pengambilan keputusan untuk membeli jenis kendaraan bermotor bergantung pada kebiasaan masyarakat menghadapi rute jalan setiap harinya, dimana pada saat ini panjang dan luasnya jalanan di Indonesia tidak sebanding dengan bertambahnya pengguna kendaraan. Sehingga hampir setiap hari kita menemui kemacetan dan keruwetan mulai dari pagi hari hingga sore hari khususnya di kota-kota besar. Masyarakat semakin cenderung melihat tingkat kepraktisan, hemat bahan bakar dan waktu sampai tujuan sebagai faktor yang terpenting saat ini. Mayoritas akan memilih sepeda motor dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan mobil, karena dirasakan dapat menjawab tantangan yang ada sekarang ini. Bahkan kecenderungan baru disinyalir banyak pengguna mobil yang beralih ke sepeda motor karena faktor ekonomi Indonesia yang semakin tidak menentu dan menekan rakyat. Masyarakat juga merasakan kemudahan dalam pembelian sepeda motor di Indonesia dimana hampir 75% -80% diantaranya merupakan peran serta dari perusahaan pembiayaan (leasing) kendaraan bermotor dan beberapa bank penjamin kredit. Sistem ini sangat membantu masyarakat untuk memiliki sepeda motor pribadi secara cepat walaupun dengan bunga kredit yang tinggi hingga 30%. Sepeda motor diprediksi akan menjadi tren dan kebiasaan baru masyarakat yang akan terus berkembang seiring dengan isu mahalnya bahan bakar, kemacetan dan waktu jelajah di Indonesia.

Tidak ada komentar: